Jumat, 03 Desember 2010

krakatau


                    GUNUNG  ANAK  KRAKATAU     Gunung Anak Krakatau (Krakatoa) yang berada berada di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatera, kini sedang meletus. Tercatat hingga 6 November 2010 ini, telah terjadi peningkatan gempa vulkanik mencapai 101 kali. Letusan Gunung Anak Krakatau ini terjadi seiring dengan meletusnya Gunung Merapi. Layaknya sebuah reaksi sesama ‘kolega’ – sebagaimana 21 gunung berapi lainnya di Indonesia yang kini berstatus waspada (Lihat : 22 Volcano in Indonesian). Gunung Krakatau seakan memberikan respon terhadap Merapi yang kini sedang ‘melahirkan.’Bedanya dengan Letusan yang terjadi di Gunung Merapi, letusan yang kini terjadi pada Gunung Anak Krakatau menurut keterangan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi hanya letusan biasa. Sebuah aktivitas wajar karena memang gunung berapi sudah semestinya melakukan letusan agar tidak terjadi penumpukan didalam. Akibat positifnya, letusan yang dicicil menjadi tidak berbahaya. Disisi lain, akibat dari letusan demi letusan ini, Gunung Anak Krakatau akan menjadi lebih besar dari segi ukuran.Gunung Anak Krakatau ini merupakan gunung yang tumbuh dari sisa letusan maha dahsyat Gunung Krakatau pada Agustus 1883. Setiap tahun si anak menjadi lebih tinggi sekitar 20 kaki dan lebih lebar 40 kaki. Catatan lain menyebutkan penambahan tinggi sekitar 4 cm per tahun dan jika dihitung, maka dalam waktu 25 tahun penambahan tinggi Anak Krakatau mencapai 7.500 inci atau 500 kaki lebih tinggi dari 25 tahun sebelumnya. Penyebab tingginya gunung ini disebabkan oleh material yang keluar dari perut gunung. Saat ini ketinggian Anak Krakatau mencapai sekitar 230 meter di atas permukaan laut, sementara Gunung Krakatau sebelumnya memiliki tinggi 813 meter dari permukaan laut.Karena letusan yang sekarang merupakan letusan normal dan tidak berpotensi tsunami dan apalagi jauh dari pemukiman penduduk (berbeda dengan Gunung Merapi yang dekat dengan pemukiman), maka baik dari pemerintah Banten dan Lampung mengajak agar masyartakat tidak panik, malah ada ajakan pada masyarakat untuk menontonnnya dari jarak aman, menyaksikan fenomena alam dari letusan Anak Krakatau ini. Pengelola wisata disana berharap letusana kali ini bisa mejadi komoditas wisata yang mampu mengundang wistawan baik lokal maupun internasional.
Bottom of Form


Bottom of Form
31/07/2009

Krakatau adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra. Nama ini pernah disematkan pada satu puncak gunung berapi di sana yang, karena letusan pada tanggal 26-27 Agustus 1883, kemudian sirna. Letusannya sangat dahsyat dan tsunami yang diakibatkannya menewaskan sekitar 36.000 jiwa. Sampai tanggal 26 Desember 2004, tsunami ini adalah yang terdahsyat di kawasan Samudera Hindia. Suara letusan itu terdengar sampai di Alice Springs, Australia dan Pulau Rodrigues dekat Afrika, 4.653 kilometer. Daya ledaknya diperkirakan mencapai 30.000 kali bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki di akhir Perang Dunia II. Letusan Krakatau menyebabkan perubahan iklim global. Dunia sempat gelap selama dua setengah hari akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer. Matahari bersinar redup sampai setahun berikutnya. Hamburan debu tampak di langit Norwegia hingga New York. Ledakan Krakatau ini sebenarnya masih kalah dibandingkan dengan letusan Gunung Toba dan Gunung Tambora di Indonesia, Gunung Tanpo di Selandia Baru dan Gunung Katmal di Alaska. Namun gunung-gunung tersebut meletus jauh di masa populasi manusia masih sangat sedikit. Sementara ketika Gunung Krakatau meletus, populasi manusia sudah cukup padat, sains dan teknologi telah berkembang, telegraf sudah ditemukan, dan kabel bawah laut sudah dipasang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa saat itu teknologi informasi sedang tumbuh dan berkembang pesat. Tercatat bahwa letusan Gunung Krakatau adalah bencana besar pertama di dunia setelah penemuan telegraf bawah laut. Kemajuan tersebut, sayangnya belum diimbangi dengan kemajuan di bidang geologi. Para ahli geologi saat itu bahkan belum mampu memberikan penjelasan mengenai letusan tersebut.
             letusan gunung krakatau 1883

pada hari senin, 27 agustus 1883, tepat kan 10.20 meledakkah gunung itu. menurut simon winc hester, ahli geologi lulusan
universitas oxford inggris yg juga penulis national geographic mengatakan bahwa ledakan itu adalah yg paling besar, suara paling
keras dan peristiwa vulkanik yg paling meluluhlantakkan dlm sejarah manusia modern. suara letusannya terdengar sampai 4600km dari
pusat letusan. semburan debu vulkanisnya mencapai 80km. benda2 keras yg berhamburan ke udara itu jatuh di dataran pulau jawa dan
sulawesi bahkan sampai ke srilangka. di tangerang, pantai utaranya digenangi sampai sejauh 1-1,5km dgn meminta korban 2240 jiwa.
sembilan buah desa pantai musnah


                         KRAKATAU

Krakatau adalah gunung berapi yang masih aktif dan berada di Selat Sunda
antara pulau Jawa dan Sumatra. Gunung berapi ini pernah meletus pada tanggal
26 Agustus 1883. Letusannya sangat dahsyat dan tsunami yang diakibatkannya
menewaskan sekitar 36.000 jiwa. Sampai tanggal 26 Desember 2004, tsunami ini
adalah yang terdahsyat. Suara letusan Gunung Krakatau sampai terdengar di
Alice Springs, Australia dan pulau Rodrigues dekat Afrika, 4.653 kilometer.
Daya ledaknya diperkirakan mencapai 30.000 kali dari bom atom yang meledak
di Hiroshima dan Nagasaki di Letusan Krakatau menyebabkan perubahan iklim global. Dunia sempat gelap
selama dua setengah hari akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer.
Matahari bersinar redup sampai setahun berikutnya. Hamburan debu tampak di
langit Norwegia hingga New York.akhir Perang Dunia II.Ledakan Krakatau ini sebenarnya masih kalah dibandingkan dengan letusan
Gunung Toba dan Gunung Tambora di Indonesia, Gunung Tanpo di Selandia
Baru dan Gunung Katmal di Alaska. Namun gunung-gunung tersebut meletus
jauh di masa populasi manusia masih sangat sedikit. Sementara ketika Gunung
Krakatau meletus, populasi manusia sudah cukup padat, sains dan teknologi
telah berkembang, telegraf sudah ditemukan, dan kabel bawah laut sudah
dipasang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa saat itu teknologi informasi
sedang tumbuh dan berkembang pesat.Tercatat bahwa letusan Gunung Krakatau adalah bencana besar pertama didunia setelah penemuan telegraf bawah laut. Kemajuan tersebut, sayangnya
belum diimbangi dengan kemajuan di bidang geologi. Para ahli geologi saat itu
bahkan belum mampu memberikan penjelasan mengenai letusan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar